Kamis, 28 Mei 2015

Rokok Legendaris Sampoerna

"Rokok Legendaris Sampoerna"





Oleh :
Erstian Bayu Aji (12113959/2KA25)




FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
JJURUSAN SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2015






KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Dalam makalah ini saya membahas tentang “Rokok Legendaris Sampoerna”.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.



Jakarta, 28 Mei 2015



Erstian Bayu Aji



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam fungsi pengorganisasian, manajer mengalokasikan keseluruhan sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat melalui suatu desain organisasi. Desain organisasi merupakan langkah awal dalam memulai pelaksanaan kegiatan perusahaan untuk pencapaian tujuan perusahaan.
Penentuan desain organisasi yang tepat dan pemilihan tipe struktur organisasi yang sesuai akan membawa dampak positif bagi kemajuan perusahaan.


1.2 Perumusan Masalah

Identifikasi masalah dalam makalah ini yaitu menjelaskan tentang definisi struktur dan desain organisasi, teori desain organisasi, bentuk struktur organisasi. Maka penting ditentukan sebuah desain dan struktur organisasi yang tepat. Hal – hal yang menjadi pertimbangan untuk penentuan tersebut seperti kondisi internal dan eksternal perusahaan, sosial dan budaya perusahaan yang sudah ada beserta arah dan tujuan perusahaan.


1.3 Tujuan

 Tujuan pembahasan ini adalah :
1. Memberikan gambaran dimensi struktur organisasi yang diterapkan di PT HM Sampoerna Tbk.
2. Menentukan departementalisasi di PT HM Sampoerna Tbk.



BAB II
LANDASAN TEORI


Struktur organisasi menurut Robbins (1994) adalah pengakuan organisasi akan adanya kebutuhan untuk mengkoordinasikan pola interaksi para anggota organisasi secara formal.
Adapun  indikator  mengenai  Struktur  Organisasi  menurut  Stephen Robbins (2008:  215-224) adalah sebagai berikut :
1. Specialization of work (Spesialisasi pekerjaan)
“The extent to which tasks in the organizations is divided into several separate jobs”.
Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri

2. Departmentalizing (Departementalisasi)
“The basis used to group jobs together. Departmentalizing can be aproces, product, geography, and customers”. Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan pelanggan.

3. Chain of command (Rantai komando)
“An unbroken line of authority that extends from the top echelons of the organization to the bottom and explain who is responsible to who”.
Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada siapa.

4. Span of control  (Rentang kendali)
The number of subordinates that can be directed by a manager an efficient and effective”.
Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif.

5. Centralization and Decentralization  (Sentralisasi dan Desentralisasi)
“Centralization refers to the extent of dicision making is concentrated at one point in the organization. Decentralization is the opposite of centralization”.
Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi.

6. Formalization (Formalisasi)
“The extent to which jobs within the organization are standardized”.
Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.

Sumber lain menyebutkan bahwa struktur organisasi merupakan desain organisasi dimana manajer melakukan alokasi sumber daya organisasi, terutama yang terkait dengan pembagian kerja dan sumber daya yang dimiliki organisasi, serta bagaimana keseluruhan kerja tersebut dapat dikordinasikan dan dikomunikasikan.

Pengertian yang jelas tentang desain organisasi oleh beberapa ahli sebagai berikut:

1. Desain organisasi adalah struktur organisasi tertentu sebagai hasil dari berbagai keputusan dan tindakan para manajer (Ivancevich, Konopaske, dan Matteson, 2007:236).
2. Desain organisasi adalah keseluruhan rangkaian elemen struktural dan hubungan di antara elemen-elemen tersebut yang digunakan untuk mengelola organisasi secara total (Griffin, 2004:352).
3. Desain organisasi adalah sebuah proses memilih dan mengelola aspek-aspek struktural dan kultural yang dilakukan oleh para manajer sehingga organisasi mampu mengendalikan kegiatan apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan bersama (Wisnu dan Nurhasanah, 2005:11).


BAB III
PEMBAHASAN


Sekilas Sampoerna

PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (Sampoerna) merupakan salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia. Kami memproduksi sejumlah merek rokok kretek yang dikenal luas, seperti A Mild, Sampoerna Kretek, serta “Raja Kretek” yang legendaris Dji Sam Soe. Kami adalah afiliasi dari PT Philip Morris Indonesia (PMID) dan bagian dari Philip Morris International Inc. (PMI), perusahaan tembakau terkemuka di dunia.

Misi kami adalah untuk menawarkan pengalaman merokok terbaik kepada perokok dewasa di Indonesia. Hal ini kami lakukan dengan senantiasa mencari tahu preferensi perokok dewasa dan memberikan produk yang dapat memenuhi ekspektasi mereka. Kami bangga atas reputasi yang kami raih dalam hal kualitas dan inovasi, serta standar tata kelola perusahaan kami yang tinggi.

Pada tahun 2013, Sampoerna memiliki pangsa pasar sebesar 36,1% di pasar rokok Indonesia, berdasarkan hasil Nielsen Retail Audit Results Full Year 2013. Pada akhir 2013, jumlah karyawan Sampoerna dan anak perusahaannya mencapai sekitar 33.500 orang. Selain itu, Perseroan juga berkerja sama dengan 38 unit Mitra Produksi Sigaret (MPS) yang berada di berbagai lokasi di Pulau Jawa dalam memproduksi Sigaret Kretek Tangan (SKT), dan secara keseluruhan memiliki lebih dari 56.500 orang karyawan. Perseroan menjual dan mendistribusikan rokok melalui 105 kantor area penjualan di seluruh Indonesia.

Tahun 2013 merupakan tahun yang istimewa bagi Sampoerna, ditandai dengan HUT kami yang ke-100 – dan beberapa tonggak penting tercapai, antara lain ekspansi kapasitas produksi di Jawa Barat yang ditujukan untuk ekspor ke berbagai negara di Asia Pasifik dan Eropa, serta naiknya pangsa pasar kami di Indonesia.

Sebagai salah satu produsen rokok terkemuka di Indonesia, Sampoerna bangga pada  tradisi dan filosofi yang menjadi dasar kesuksesan perusahaan yang didukung dengan merek-merek yang kuat serta karyawan-karyawan terbaik, sambil terus berinovasi untuk masa depan yang lebih gemilang

Sejarah Sampoerna

1913
Liem Seeng Tee, seorang imigran asal Cina, mulai membuat dan menjual rokok kretek linting tangan di rumahnya di Surabaya, Indonesia. Perusahaan kecilnya tersebut merupakan salah satu perusahaan pertama yang memproduksi dan memasarkan rokok kretek maupun rokok putih.

1930
Liem Seeng Tee mengganti nama keluarga sekaligus nama perusahaannya menjadi Sampoerna, yang berarti ”kesempurnaan”.
Setelah usahanya berkembang, Beliau memindahkan tempat tinggal keluarga dan pabriknya ke sebuah kompleks bangunan yang terbengkalai di Surabaya yang kemudian direnovasi dan
dinamai Taman Sampoerna.

1959
Kepemimpinan Sampoerna beralih ke generasi kedua di bawah pimpinan Aga Sampoerna, yang berfokus pada produksi Sigaret Kretek Tangan (SKT) premium.

1978
Generasi ketiga keluarga Sampoerna, Putera Sampoerna, mengambil alih kemudi perusahaan, dan pertumbuhan Sampoerna kian melaju.

1989
Sampoerna meluncurkan merek A Mild di Indonesia.

1990
Sampoerna menjadi perseroan terbatas terbuka dengan struktur usaha modern dan memulai masa investasi dan ekspansi.
Sampoerna berhasil memperkuat posisinya sebagai salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia.

2005
Keberhasilan Sampoerna menarik perhatian Philip Morris International Inc.(PMI), salah satu perusahaan rokok terkemuka di dunia. Akhirnya pada bulan Mei 2005, PT Philip Morris Indonesia, afiliasi dari PMI, mengakuisisi kepemilikan mayoritas atas Sampoerna.

2008
Sampoerna meresmikan pabrik Sigaret Kretek Mesin (SKM) di Karawang, Jawa Barat, dengan investasi senilai USD 250 juta.

2013
Sampoerna memperingati 100 tahun berdirinya perusahaan.


Visi dan Misi Sampoerna

Visi  Sampoerna terkandung dalam “Falsafah Tiga Tangan”. Falsafah tersebut mencerminkan lingkungan usaha dan peranan Sampoerna di dalamnya. Masing-masing dari ketiga ”Tangan” tersebut mewakili: perokok dewasa; karyawan dan mitra bisnis; serta masyarakat luas. Ketiganya merupakan pemangku kepentingan Sampoerna dalam mencapai visi sebagai perusahaan paling terkemuka di Indonesia.

Kami menjangkau ketiga pihak ini dengan cara sebagai berikut:

1.Menyediakan produk-produk berkualitas tinggi bagi perokok dewasa dalam kategori harga pilihan merek.Sampoerna berkomitmen penuh untuk memproduksi rokok berkualitas tinggi dengan harga yang wajar bagi konsumen dewasa. Ini dicapai melalui penawaran produk yang relevan dan inovasi untuk memenuhi selera konsumen yang dinamis.

2Memberikan kompensasi yang kompetitif dan lingkungan kerja yang baik kepada karyawan dan membina hubungan baik dengan mitra usaha. Karyawan adalah aset terpenting Sampoerna. Kompensasi, lingkungan kerja dan peluang yang baik untuk pengembangan karir dan diri adalah kunci utama dalam membangun motivasi dan produktivitas karyawan. Di sisi lain, mitra usaha Sampoerna juga berperan penting dalam keberhasilan Perseroan dan kami mempertahankan kerjasama yang erat dengan mereka untuk memastikan vitalitas dan keberlangsungan mereka.

3.Memberikan sumbangsih kepada masyarakat luas. Kesuksesan Sampoerna tidak terlepas dari dukungan masyarakat di seluruh Indonesia. Dalam mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan dan kontribusi Perseroan, kami memfokuskan pada kegiatan pemberdayaan ekonomi, pendidikan, pelestarian lingkungan, dan penanggulangan bencana.



 Produk Sampoerna
  • Sigaret Kretek Tangan
  1. Dji Sam Soe (diluncurkan 1913)
  2. Dji Sam Soe Super Premium (diluncurkan 2005)
  3. Sampoerna A (diluncurkan 1968)
  4. Sampoerna A Hijau (diluncurkan 2008)
  • Sigaret Kretek Mesin Reguler
  1. Dji Sam Soe Filter (diluncurkan 1990)
  2. Dji Sam Soe Super Premium Magnum Filter (diluncurkan 2005)
  3. Marlboro Mix-9
  4. Sampoerna A King Size (diluncurkan 1988, diberhentikan 2005)
  • Sigaret Kretek Mesin Mild
  1. A Mild (diluncurkan 1988)
  2. A Mild Menthol (diluncurkan 1988)
  3. U Mild (diluncurkan 1998)
  4. A Flava (diluncurkan 2009)
  5. Sigaret Kretek Mesin Slim
  6. A Volution (diluncurkan 2007)
  7. A Volution Menthol (diluncurkan 2007)
  • Sigaret Putih Mesin
  1. Benson & Hedges (bersama Bentoel Group, Djarum, dan Wismilak Group) (diluncurkan 1873)
  2. L&M (diluncurkan 1995)
  3. Longbeach (diluncurkan 1995)
  4. Marlboro
  5. Marlboro Lights
  6. Marlboro Menthol
  7. Marlboro Menthol Lights
  8. Marlboro Black Menthol


Struktur Oganisasi PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk.


Bentuk struktur organisasi yang digunakan oleh PT. HM Sampoerna Tbk termasuk pada bentuk struktur organisasi garis (Line Organization Structure). Struktur Organisasi Garis yaitu organisasi yang wewenang atasan langsung ditujukan kepada bawahan, karena bawahan bertanggung jawab langsung kepada atasannya dan adanya suatu perintah. Berikut ini adalah masing-masing bagian yang terdapat dalam struktur organisasi PT. HM sampoerna Tbk sebagai berikut :
  • RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)
Rapat umum pemegang saham berada paling atas struktur organisasi perusahaan, yang biasanya diadakan setiap setahun sekali pada akhir juni. Didalam rapat tersebut Direksi berkewajiban memberikan laporan perihal jalannya perusahaan dari tata usaha keuangan dari tahun buku yang lalu yang harus ditentukan dan disetujui, dan juga dalam RUPS ini dilakukan penunjukan akuntan publik yang terdaftar.
  • Dewan Komisaris
Dewan Komisaris terdiri dari seorang Presiden Komisaris dan dua orang anggota komisaris. Tugas utama dari Dewan Komisaris yaitu mempunyai wewenang untuk memberhentikan Direksi Apabila terdapat suatu tibdakan dari direksi yang bertentangan dengan anggaran dasar dan tujuan dari perusahaan.
  • Direksi
Direksi terdiri dari Presiden Direktur dan 2 orang direktur yang secara bersama-sama mempunyai hak dan wewenang mewakili dan bertindak atas nama Direksi.
  • Direktur Pelaksana (CEO)
Tugas Direktur Pelaksana yaitu :
 Mengkoordinir seluruh kegiatan perusahaan termasuk sumber daya manusia (SDM), Administrasi, pemasaran, manufacturing, litbang dan keuangan.
Memberikan pengarahan dan petunjuk kepada para pelaksana dan mengawasi keseimbangan antara wewnang dan tanggung jawab serta memastikan bahwa prosedur kerja di dalam perusahaan berjalan lancar.
  • Divisi Sumber Daya Manusia
Divisi ini terdiri dari bagian Personalia, Rencana Pengembangan dan Kesejahteraan.
Personalia
Bagian ini bertugas melaksanakan system pengolaan dan pemeliharaan administrasi kepegawaian serta melaksanakan dan memenuhi perijinan dan peraturan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan maupun hukum yang mengatur mengenai pengelolaan perusahaan.
  • Rencana Pengembangan
Bagian ini bertugas menyediakan system rekrutmen dan seleksi tenaga kerja bagi perusahaan, menyediakan system pelatihan dan pengembangan SDM dan menyediakan system evaluasi terhadap SDM.
  • Kesejahteraan
Bagian ini bertugas menyediakan system pemberian tunjangan yang sesuai dengan karyawan.
  • Divisi Administrasi
Divisi ini terdiri dari Bagian Umum, Hukum, dan Hubungan Masyarakat.Bagian umum bertugas menyelesaikan pendokumentasian atas dokumen-dokumen penting perusahaan serta penyusunan daftar hadir. Bagian Hukum bertugas membuat serta mengontrol terhadap pelaksanaan hukum yan berlaku di perusahaan. Dan bagian Hubungan Masyarakat bertugas memberikan keterangan mengenai perusahaan pada masyarakat.
  • Divisi Pemasaran
Bagian pemasaran bertugas menganalisa pemasaran, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian hasil produksi sampai ketangan konsumen. Divisi ini terdiri dari penelitian pasar, pengendalian merk, pemasaran lapangan, koordinasi penjualan.
  • Divisi Manufacturing
Divisi ini terdiri dari bagian Bahan Baku, Produksi, Engineering. Bertugas menyediakan dan mengontrol bahan baku yang akan diproses sehingga menghasilkan produk yang diinginkan, mengontrol atas produk yang bsedang diracik sampai produk tersebut selesai serta mengecek jalannya proses perakitan.
  • Divisi Litbang
Divisi ini terdiri dari bagian Laboratorium, Pengembangan Produk, Pengontrolan mutu dan penelitian dasar.
  • Divisi Keuangan
Divisi ini terdiri dari bagian Bendahara, Akuntansi dan EDP. Bagian bendahara bertugas menangani masalah dana. Bagian akuntansi bertugas menangani pemuatan laporan keuangan dan aktualisasi. Bagian EDP bertugas memproses data-data yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan, mulai dari menginput data baru, mengolah dan meyeleksi data yang sudah ada.


Departementalisasi

Struktur organisasi perusahaan PT HM Sampoerna Tbk diatas masuk kedalam jenis departementalisasi fungsional. Struktur yang terdapat pada setiap organisasi pada dasarnya merupakan kerangka pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pegawai yang melaksanakan pekerjaan. Setiap unsur-unsur harus dirancang dan ditaati sebaik-baiknya, sebagai pertimbangan tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan. Kejelasan dari struktur ini didapat dalam satu organisasi dan dapat diketahui hubungan kerjanya secara fungsional antara satu bagian dengan bagian lainnya.


Kepatuhan

Pelaksanaan tata kelola perusahaan di Sampoerna merupakan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi, dibantu oleh tim yang terdiri dari para ahli bidang hukum (legal counsel) dan pengendalian internal. Tim tersebut secara rutin memantau kepatuhan terhadap semua kebijakan. Sebagai bagian dari program ini, kami mengambil sejumlah langkah untuk memastikan perilaku semua karyawan memenuhi sasaran yang telah ditetapkan, antara lain:

1, Secara sistematis menilai bidang-bidang yang berpotensi menimbulkan risiko bagi Perusahaan dan memastikan bahwa kami menerapkan langkah-langkah yang dianggap perlu untuk menghilangkan atau mengurangi risiko tersebut;

2. Mengembangkan dan menerapkan pelatihan dan komunikasi kepatuhan internal untuk memenuhi kebutuhan organisasi;

3. Menyediakan sumber daya bagi karyawan untuk mengajukan pertanyaan tentang kepatuhan atau melaporkan masalah kepatuhan;

4. Menyelidiki laporan mengenai dugaan adanya masalah kepatuhan dan memastikan dilakukan tindak lanjut yang sesuai;

5. Meninjau prosedur disipliner dan sanksi atas pelanggaran kepatuhan; dan
secara teratur mengevaluasi program Kepatuhan kami dan mencari bidang-bidang yang dapat diperbaiki.



BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Struktur organisasi yang diterapkan PT HM Sampoerna Tbk sangat detail dimana setiap divisi sangat terstruktur dalam pembagian tugas. Hal ini diharapkan agar setiap divisi dapat fokus dalam perannya masing-masing. Dan dari semua desain dan struktur organisasi yang telah dijalankan oleh PT HM Sampoerna Tbk bisa dilihat dampak positif karyawan bagi perusahaan yaitu etika kerja yang baik, Dan pada akhirnya semua hal inilah yang mewujudkan tujuan perusahaan PT HM Sampoerna Tbk dapat tercapai sebagai perusahaan tembakau terbaik di Indonesia.



BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Robert Gibson, 2002, Intercultural Business Communication, OUP: Oxford.
Stephen Robbins & Mary Coulter, 2007, Management, Pearson Prentice Hall: Indiana University.
Stephen Robbins, 2008, Organizational Behaviour, Pearson Education: Adelaide.

Website:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar